Kecerdasan
emosional dalam pembelajaran
Ahmad
Taufiq
Mahasiswa
Unisnu Jepara
Abstrak:
Kecerdasan
emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri sendiri, mengelola
emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,
mengelola emosi orang lain dan memotivasi orang lain. Kecerdasan emosional atau
yang sering disebut EQ sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat
menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama
orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan
kecerdasan emosional. Pembelajaran merupakan
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar
informasi. kecerdasan emosional dalam pembelajaran penting untuk
dilakukan.Dimana peserta didik diarahkan secara perlahan untuk mengembangkan,
mengasah serta mengendalikan emosi yang di miliki, sehingga berdampak baik bagi
kehidupan peserta didik tersebut, baik di dalam lingkungan sekolah maupun di
luar sekolah dan dalam bidang akademis maupun non akademis.
Kata Kunci : Kecerdasan
emosional, Pembelajaran
Pendahuluan
Pembelajaran
merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling
bertukar informasi. Belakangan ini semakin banyak tulisan
dan kajian yang menyorot secara kritis pentingnya peran kecerdasan emosional
dalam mewujudkan keberhasilan atau sukses seseorang. Pandangan sebelumnya yang
menempatkan kecerdasan intelektual (IQ) sebagai satu-satunya prediktor untuk
menentukan keberhasilan seseorang semakin bergeser pada pandangan yang melihat
adanya kecerdasan-kecerdasan lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam
menentukan sukses seseorang.
kecerdasan emosional adalah
sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan
memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain,
memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran
dan tindakan.
Proses belajar yang terjadi
pada siswa merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu
mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya,
emosi juga mempunyai peranan penting pada siswa untuk dapat mewujudkan cita
cita yang diharapkan
Tinjauan Pustaka
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan
emosional atau yang sering disebut EQ sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak
bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan
terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan
kecerdasan emosional.
Menurut
(Goleman, 2002) , kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our
emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan
kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan
sosial. Bagaimanapun, kecerdasan tidaklah berarti apa-apa bila emosi yang
berkuasa. Kecerdasan emosional menambahkan jauh lebih banyak sifat-sifat yang
membuat kita menjadi lebih manusiawi.
Faktor Kecerdasan Emosional
- Mengenali emosi diri sendiri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.
- Mengelola Emosi
Mengelola
emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri
individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci
menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas
terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita.
- Memotivasi Diri Sendiri
Presatasi
harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti
memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan
dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu
antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.
- Mengenali Emosi Orang Lain ( Empati )
kemampuan
seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati
seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap
sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang
dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang
lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan
orang lain.
- Membina Hubungan Keterampilan dalam berkomunikasi
merupakan
kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Orang-orang yang hebat
dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang
berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang
lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang
menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2002) .
Pembelajaran
Pembelajaran
merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang
hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimana pun dan kapan pun. Pembelajaran
mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi
yang berbeda. Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi
kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang
membantu.
Menurut
(Dimyati & Mujiono, 2002) (Sugandi & Ahmad, 2000) pembelajaran
merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Pembelajaran
merupakan kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru
untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan
dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya,
dan lain sebagainya. kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi
indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Menurut (Sugandi & Ahmad, 2000) menyatakan bahwa prinsip-prinsip
pembelajaran adalah:
- Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan
baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar.
Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya sudah terjadi pada diri siswa sebelum
ia masuk kelas. Oleh karena itu, guru tidak dapat terlalu banyak berbuat. Namun,
guru diharapkan dapat mengurangi akibat dari kondisi tersebut dengan berbagai
upaya pada saat membelajarkan siswa.
- Perhatian
Perhatian
adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek. Belajar sebagai suatu
aktifitas yang kompleks membutuhkan perhatian dari siswa yang belajar. Oleh
karena itu, guru perlu mengetahui barbagai kiat untuk menarik perhatian siswa
pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
- Motivasi
Motif
adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut
melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang
sudah menjadi aktif, saat orang melakukan aktifitas. Motivasi dapat menjadi
aktif dan tidak aktif. Jika tidak aktif, maka siswa tidak bersemangat belajar.
Dalam hal seperti ini, guru harus dapat memotivasi siswa agar siswa dapat
mencapai tujuan belajar dengan baik.
- Keaktifan Siswa
Kegiatan
belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif. Dengan bantuan guru, siswa
harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
- Mengalami Sendiri
Prinsip pengalaman
ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan prinsip keaktifan.
Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri, akan memberikan hasil belajar yang
lebih cepat dan pemaham- an yang lebih mendalam.
- Pengulangan
Untuk
mempelajari materi sampai pada taraf insight, siswa perlu membaca, berfikir,
mengingat, dan latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulang-ulang materi
yang dipelajari sehingga materi tersebut mudah diingat. Guru dapat mendorong
siswa melakukan pengulangan, misalnya dengan memberikan pekerjaan rumah,
membuat laporan dan mengadakan ulangan harian.
- Materi Pelajaran Yang Menantang
Keberhasilan
belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu. Dengan sikap seperti ini
motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin tahu timbul saat guru memberikan
pelajaran yang bersifat menantang atau problematis. Dengan pemberian materi
yang problematis, akan membuat anak aktif belajar.
Ciri-Ciri Pembelajaran
Ada
enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:
- Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaankesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
- Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
- Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
- Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi,
- Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan Berpikir.
- Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran
adalah peru- bahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik
setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara
psikologis akan tampil dalam tingkah laku yang dapat diamati melalui alat
indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.. (Mulyasa, 2007)
ciri-ciri dari
perubahan perilaku, sebagai berikut:
- Perubahan yang disadari dan disengaja(intensional).
- Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
- Perubahan yang fungsional.
- Perubahan yang bersifat positif.
- Perubahan yang bersifat aktif.
- Perubahan yang bersifat pemanen.
- Perubahan yang bertujuan dan terarah.
- Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangkamenengah maupun jangka panjang.
- Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Manfaat Kecerdasan Emosi bagi peserta didik
Melalui kecerdasan emosi
diharapkan semua unsur yang terlibat dalam pendidikan dan pembelajaran dapat
memahami diri dan lingkungannyasecara tepat, memiliki rasa percaya diri, tidak
iri hati, tidak dengki, tidak cemas, tidak takut, murung, tidak mudah putus
asa, dan tidak mudah marah.
Menurut (Mulyasa, 2007) manfaat kecerdasan emosi bagi peserta
didik:
- Jujur, disiplin, dan tulus pada diria sendiri.
- Memantapkan diri, maju terus, ulet, dan membangun inspirasi secara berkesinambungan.
- Membangun watak dan kewibawaan, meningkatkan potensi, dan mengintegrasikan tujuan belajar ke dalam tujuan hidupnya.
- Memanfaatkan peluang dan menciptakan masa depan yang lebih cerah.
Sedangkan cara mengembangkan kecerdasan emosi dalam
pembelajaran:
- Menyediakan lingkungan yang kondusif.
- Menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis.
- Mengembangkan sikap empati, dan merasakan apa yang sedang dirasakan oleh peserta didil.
- Membantu peserta didik menemukan solusi dalam setiap masalah yang dihadapinya.
- Melibatkan pesrta didik secara optimal dalam pembelajaran, baik secara fisik, sosial maupun emosional.
- Merespon setiap perilaku peserta didik secara positif dan menghindari respon yang negatif.
- Menjadi teladan dalam menegakkan aturan dan disiplin dalam pembelajaran.
Kesimpulan
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk
mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi diri sendiri, memotivasi diri
sendiri, mengenali emosi orang lain, mengelola emosi orang lain dan memotivasi
orang lain. pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru
untuk membelajarkan siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Dalam pembelajaran terdapat prinsip
yaitu Kesiapan Belajar, perhatian, motivasi, keaktifan siswa, mengalami
sendiri, pengulangan dan Materi Pelajaran Yang Menantang. Melalui kecerdasan emosi
diharapkan semua unsur yang terlibat dalam pendidikan dan pembelajaran dapat
memahami diri dan lingkungannya secara tepat, memiliki rasa percaya diri, tidak
iri hati, tidak dengki, tidak cemas, tidak takut, murung, tidak mudah putus
asa, dan tidak mudah marah.
DAFTAR PUSTAKA
Goleman, D. (2002). Emotional Intelligence
Kecerdasan Emosional Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ. Jakata: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Dimyati, & Mujiono.
(2002). Belajar dan Pem- belajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugandi, & Ahmad.
(2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Press.
M. E. (2007). Menjadi
Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Emoticon