Manajemen produksi operasional

Manajemen produksi operasional

Manajemen produksi operasional

A.      Fungsi produksi/operasional
1.       Pengertian manajemen produksi dan operasional
Dalam kehidupan kita mengenal barang dan jasa yang beranuka ragam jenisnya yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita. Hal tersebut berkat adanya suatu kegiatan dari sebuah pabrik untuk menambah nilai atau menciptakan manfaat dari suatu barang dan jasa yang dilaksanakan melalui sistem produksi dengan sasaran mendapatkan keuntungan serta dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Manager produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan (input) untuk di proses menjadi keluaran (oputput) berupa barang dan jasa dalam jumlah, mutu, waktu, dan biaya yang tepat sesuai dengan permintaan konsumen.
Produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang atau jasa melalui faktor-faktor produksi.
Manufaktur dari kata latin manu berarti tangan dan facto berarti membuat merupakan proses fisik untuk memproduksi barang dan tidak tergolong jasa.
Operasi merupakan keseluruhan fungsi atau kegiatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana strategis agar perusahaan dapat terus beroperasi.
Manajemen produksi adalah proses kegiatan manajemen dalam bidang produksi agar kegiatan-kegiatan produksi dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
Manajemen operasi bertujuan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi yang ada dalam perusahaan baik yang berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin-mesin dan perlengkapannya sedemikian rupa sehinggan proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
2.       Tugas manajer produksi dan operasi
Manajer produksi dan operasi bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan dengan hasil terbaik, lebih cepat dan dengan biaya yang lebih rendah, sehingga manajer produksi dan operasi harus dapat menghasilkan produk dengan efektif dan efisien yang dilengkapi dengan kontrol kualitas yang lebih baik.
Aktivitas yang dilakukan oleh manajer produksi dan operasi yaitu:
1.       Perencanaan produk
Perencanaan produk adalah proses kegiatan penelitian dan pengembangan produk baru atau produk lama yang akan di produksi atau telah diproduksi oleh suatu perusahaan. Sebelum memulai kegiatan produksi tentu saja harus direncanakan terlebih dahulu:
a.       Jenis produk apa yang akan dibuat
b.       Junlah produk yang akan dibuat (luas produksi)
c.       Kualitas yang bagaimana
d.       Bagaimana cara pembuatannya
a.       Perencanaan jenis produk
Dalam perencanaan jenis produk yang akan kita hasilkan maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
1.       Atribut produk (bungkus, merk, logo, label dll)
2.       Posisi produk
3.       Siklus kehidupan produk
b.       Perencanaan luas produksi
Luas produksi adalah jumlah volume produksi yang harus dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam satu periode tertentu. Keputusan luas produksi dipengaruhi oleh potensi pasar yang terbuka, bahan baku yang tersedia, tenaga ahli yang diperlukan, kapasitas mesin, dana untuk pembiayaan.
Besar kecilnya luas produksi dapat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, luas produksi yang terlalu besar akan mengakibatkan pemborosan dalam biaya-biaya dan investasi aktiva tetap dan bahan baku, biaya pemeliharaan dan biaya simpan.
Sebaliknya luas produksi yang terlalu kecil dapat mengakibatkan tingginya harga pokok produk serta tidak terpengaruhinya permintaan konsumen.
2.       Perencanaan lokasi
Pabrik sebagai fungsi teknis dari perusahaan harus diletakkan pada lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh kepadanya.
Pemilihan letak perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan keberhasilan perusahaan dimasa yana akan datang.
3.       Perencanaan letak fasilitas produksi
Perencanaan letak fasilitas produksi sering disebut lay out fasilitas pabrik yaitu tata letak mesin dan peralatan lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
Kegiatan yang perlu dalam pengendalian produksi adalah:
1.       Pengendalian proses produksi
a.       Planning
Yaitu menentukan produk apa dan berapa banyak akan diproduksi serta seluruh kegiatan dari bahan baku sampai barang jadi.
b.       Routing
Penentuan urutan dari proses produksi serta alat yang akan dipergunakan dalam proses.
c.       Scheduling
Penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus berakhir
d.       Dispatching
Perintah untuk mulai bekerja kepada pekerja, sesuai dengan routing dan scheduling yang elah ditentukan
e.       Follow up
Tindak lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar routing, scheduling dan dispatching sesuai dengan rencana serta untuk menghindari kegagalan proses produksi
2.       Pengendalian bahan baku
Bahan baku merupakan masalah yang cukup domonan dibidang produksi, karena ketiadaan bahan baku akan mengakibatkan terhentinya proses produksi, kelebihan bahan baku akan menambah biaya produksi, karena menambah biaya pemeliharaan dan pengawasan, mengandung resiko hilang, rusak, usang, dan modal macet.
Bahan baku perlu direncanakan jumlah dan waktu pembelian bahan baku yang tepat yang akan menghemat biaya sehingga dapat menekan biaya produksi.
3.       Pengendalian tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang secara langsung memproses produk, sehinggan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk akhir. Dengan perencanaan dan pengendalian yang tepat maka proses produksi akan berjalan dengan baik serta mempunyai kualitas seperti yang diharapkan.
Sebelum proses produksi dilaksanakan, pihak manajemen harus menyusun tahap-tahap yang harus dilalui atau dijalankan oleh tenaga kerja, sehingga tercapai efisiensi waktu dan biaya.
Analisis jaringan kerja (network analysis) merupakan teknik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan penyelesaian suatu proyek agar dicapai biaya yang minimum.
Pekerjaan yang besar dipecah-pecah menjadi tugas-tugas yang lebih kecil yang kemudian disususn dalam suatu jaringan kerja yang logis.
Analisis jaringan banyak dipakai dengan pendekatan PERT (program evaluation and review technique) dan CPM (critical path method).
4.       Pengendalian biaya produksi
Apabila tidak ada pengendalian dalam biaya produksi maka akan terjadi pemborosan-pemborosan sehingga harga pokok produksi menjadi lebih tinggi.
Analisis pulang pokok (break even point) merupakan analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah mendatangkan keuntungan atau justru merugikan.
Keadaan pulang pokok adalah keadaan produksi atau penjualan dimana jumlah pendapatan sama besarnya dengan pengeluaran.
5.       Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan atau fasilitas produksi merupakan suatu hal yang tidak boleh diabaikan begitu saja, karena banyak kerugian yang akan timbul apabila perusahaan mengabaikan pemeliharaan fasilitas produksi, seperti alat produksi yang seharusnya masih dapat berfungsi dengan baik menjadi cepat rusak serta menurun tingkat kegunaannya karena tidak dipelihara dengan baik.
Jenis-jenis pemeliharaan:
a.       Pemeliharaan preventif
Kegiatan pemeliharaan danperawatan yang dilakukan untuk mrncegah timbulnya kerusakan yang tidak diduga yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
b.       Pemeliharaan korektif

Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelalaian pada fasilitas produksi sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan ini sering dinamakan perbaikan atau reparasi.